JERNIHNEWS.COM-Komplikasi persoalan sampah di Kota Payakumbuh masih belum terselesaikan. Setelah pekan lalu sampah di sepanjang ruas Jl. Sudirman tak diangkut selama dua hari, kini kondisi itu kembali terjadi lagi.
Persoalan petugas kebersihan belum gajian hingga tanggal 11 November 2024 juga menyeruak. Demikian pula dasas-desus ketidaktersediaan uang pembeli bahan bakar minyak (BBM) truk pembawa sampah.
Sementara itu, Pj. Walikota Suprayitno kembali menyatakan komitmen menyelesaikan masalah sampah, sebagaimana juga disampaikannya usai pelantikan. Kompleksitas persoalan persampahan di kota berjuluk City of Randang yang telah terjadi sejak dua tahun lalu, tak kunjung putus.
Baca Juga
- Lagi, Gubernur Mahyeldi Berikan Insentif Pajak Kendaraan bagi Masyarakat
- Bali United Vs Semen Padang, Kabau Sirah Kalah Lagi
- Lagi, TP 2024/2025 Pemko Bukittinggi Subsidi Iuran Komite Sekolah
- Dinilai Sukses 5 Tahun, Rida Ananda Dikukuhkan Lagi Sebagai Sekdako Payakumbuh
- Bupati Solok Viral Lagi, Cekcok dengan Caleg dan Keluarkan Kata-kata Tak Sopan
Pantauan jernihnews.com, Senin (11/11/2024) selain di sepanjang ruas Jl. Sudirman, tumpukan sampah juga terlihat di beberapa titik, seperti di Jl. Kesehatan samping RSUD Adnan WD, sepanjang Jl. Tan Malaka, di Simpang Kasda, dan di Simpang Tiga Tanjakan Lundang serta lainnya. Tumpukan sampah juga tinggi di Pasar Ibuh Timur.
Telah dua hari truk pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Payakumbuh dan petugasnya tidak melewati kawasan ini untuk membawa sampah. Akibatnya sampah menumpuk, dan bahkan ada yang bertebaran. Selain tak sedap dipandang mata, aromanya pun mulai menyengat. Hingga Senin malam pukul 22.00 WIB, sampah belum juga diangkut.
Kepala DLH Kota Payakumbuh, Desmon Corina, tidak memberikan tanggapan, respon atau jawaban ketika dikonfirmasi tentang masalah ini. Persoalan yang sama juga terjadi pada tanggal 6 dan 7 November 2024, pekan lalu. Sampah selama dua hari tak diangkut. Pada hari ketiga atau pada Jumat (08/11/2024) sampah di kawasan itu baru diangkut oleh petugas. Ketika itu, Desmon beralasan ada kerusakan alat di TPA sampah.
Petugas Belum Gajian
Ketika persoalan sampah tak terangkut berulang terjadi, para petugas kebersihan mengaku tak mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya. Hanya saja beberapa petugas kebersihan mengatakan pernah mendengar bahwa terkadang armada truk pengangkut sampah tidak terisi BBM (bahan bakar minyak). Selain itu, petugas kebersihan juga mengaku galau karena sudah tanggal 11, mereka belum juga gajian.
"Kami tidak tahu juga apa penyebab yang sebenarnya. Tapi yang jelas kami belum gajian lagi. Padahal kini sudah tanggal 11," sebut salah seorang petugas kebersihan. Beberapa petugas lainnya juga mengaku demikian.
Pj. Wako Komit Tuntaskan Masalah Sampah
Pj. Walikota Payakumbuh, Ir. Suprayitno, MM berkomitmen menyelesaikan persoalan sampah di Kota Payakumbuh yang sangat komplit. "Segera kita tuntaskan. Saya sudah tugaskan Kadis LH dan juga Asisten II. Pastikan masalah ini tuntas," kata Pj. Wako yang diamanahkan Kemendagri bertugas di Payakumbuh.
Dia mengungkapkan bahwa tonase sampah Kota Payakumbuh terus bertambah, dan ironinya sampah tambahan itu bukan sampah warga kota ini, tetapi dikirim dari daerah tetangga. Hal itu menjadi kompleksitas persoalan penanganan sampah di Kota Payakumbuh semakin lengkap.
Namun demikian, dia selaku Penjabat Wako bertanggung jawab menyelesaikan persoalan ini. Suprayitno bersyukur, Kota Payakumbuh telah memiliki lokasi pembuangan sampah atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah). Dia pun kembali menyatakan komitmen dan yakin persoalan sampah di Kota Payakumbuh akan tertuntaskan dan terkelola dengan baik.
Suprayitno menyebut meski dia bukan orang Payakumbuh, namun dia sangat mencintai daerah ini. Dia ingin daerah ini terus maju. Karena itulah saat perjalanan tugas atau dinas ke Jakarta, dia tidak saja menyelesaikan satu urusan itu saja, tapi berupaya untuk mencari anggaran pembangunan dari berbagai pihak atau kementerian.
Salah satu buah perjuangan Suprayitno mendapat anggaran di luar sumber APBD dan APBN adalah pembangunan tugu pacu kuda di kawasan Gelanggang Pacuan Kubu Gadang. Tugu Patung Pacu Kuda itu adalah sumbangan dari salah satu BUMN. Sebagaimana terdapat di salah satu sisi pondasi Tugu Patung Pacu Kuda terdapat logo BUMN PT. Semen Padang. Suprayitno pun mengatakan ada selanjutnya yang akan dipersembahkannya untuk Kota Payakumbuh, namun dia belum mengungkapkan langsung hal yang dimaksud.
Belum Gajian Terkendala Administrasi
Plt. Asisten II Setdako Payakumbuh, Ir. Wal Asri, MM saat dikonfirmasi mengatakan petugas kebersihan DLH Kota Payakumbuh belum gajian bukan karena kas daerah kosong untuk membayarnya. Tapi terkendala administrasi penandatanganan proses pencarian dana, akibat adanya pergantian pejabat yang menangani bidang itu di DLH Kota Payakumbuh.
"Ini masalah administrasi saja, karena ada pergantian pejabat KPA (Kuasa Pemegang Anggaran-Red)," sebut Wal Asri.
Pria yang juga rangkap posisi dengan jabatan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disduk Capil) ini memperkuat apa yang disampaikan Pj. Walikota Payakumbuh, bahwa kini Payakumbuh telah memiliki TPA sampah sendiri yang letaknya bersebelahan dengan TPA Regional Sumbar.
Sejauh ini, dalam pengelolaan TPA Sampah, DLH Kota Payakumbuh masih meminjam alat berat milik TPA Regional Sumbar. Di Bulan November ini atau paling lambat akhir tahun, DLH Kota Payakumbuh memiliki alat berat sendiri, yakni buldozer.
"Ya Pemko Payakumbuh akan beli alat berat. Sehingga tidak perlu lagi tergantung dengan alat berat milik TPA Regional Sumbar," terang Wal Asri.
Tentang adanya kasus tidak tersedianya BBM truk pengangkut sampah DLH Kota Payakumbuh sehingga menyebabkan truk tak beroperasi, Wal Asri tak menjelaskannya.
Harus Menjadi Perhatian Khusus oleh Wako
Dua mantan pejabat di lingkup Pemko Payakumbuh yang telah purnatugas dalam perbincangan dengan media ini mengatakan penanganan sampah di Kota Payakumbuh mesti mendapat atensi lebih dari Walikota Payakumbuh dalam hal ini Penjabat Walikota.
"Penanganan sampah mesti disadari sebagai pelayanan terhadap masyarakat yang sangat sensitif. Ini bukan persoalan sederhana," kata pensiunan pejabat Pemko Payakumbuh yang namanya minta tak dimuat itu.
Berikutnya, agar persoalan keuangan BBM truk angkutan sampah tidak terkendala, seyogianya pejabat yang menempati posisi itu benar-benar yang paham dan bisa dipercaya.
"Kadang keperluan BBM truk sampah tak bisa diprediksi sehingga terkendala pencairannya. Karena itulah pentingnya orang yang paham di bidang ini," kata mantan pejabat Pemko Payakumbuh lainnya. (erz)