JERNIHNEWS.COM-Kepala Kantor Kemenag Lima Puluh Kota, H.Irwan, diwakili Kasubag Tata Usaha H.Ifkar, 6.000 batang bibit cabai varietas copay di Kampung Zakat, Jorong Mangunai, Nagari Ampalu, Kabupaten Lima Puluh Kota, Selasa (05/11/2024).
H. Ifkar, pada kesempatan itu memuji semangat seluruh lembaga dari berbagai unsur dalam mendampingi masyarakat dalam pembinaan dan pemberdayaan kampung zakat. Dia juga memberikan motivasi kepada mustahik zakat yang membudidayakan 6.000 batang bibit cabai.
"InsyaAlloh berhasil sampai panen. Jika 6.000 batang cabai, panen satu batang itu 1,5 kg, bisa sampai 9 ton. Jika satu kilogram Rp30 ribu, maka satu kali panen petani cabai kampung zakat bisa meraup Rp270 juta," ucapnya memotivasi para petani cabai untuk sungguh-sungguh dan ulet.
Dia menyebut, melalui pemberdayaan yang dilakukan atau dibersamai baik Kemenag, Pemerintah, Baznas dan LAZ, ke depan mustahik (penerima zakat) yang hari ini dibantu ke depan bisa menjadi muzakki (pemberi zakat). "Harapan kita ke depan mustahik bisa menjadi muzakki," ucapnya.
Dengan adanya kampung zakat, jelasnya tidak hanya memberdayakan ekonomi mustahik zakat, tetapi juga telah ikut mensukseskan program pemerintah terkait ketahanan pangan nasional khusus di Lima Puluh Kota.
"Melalui kampung zakat ini, kita tidak hanya dapat mengubah ekonomi mustahik menjadi muzaki tetapi secara tidak langsung juga menciptakan ketahanan pangan nasional," harapnya.
Sementara itu Walinagari Ampalu, Asrizal, bersyukur atas dukungan dan pendampingan yang dilakukan Kemenag, Pemda, Baznas, dan LAZ Rumah Zakat, terhadap masyarakat Jorong Mangunai dengan program Kampung Zakat.
"Semoga berbagai persoalan terutama di sektor ekonomi, bisa lebih baik," harapnya.
Dikatakannya, Nagari Ampalu terdiri dari 6 jorong, dan Kampung Zakat, terdapat di Jorong Manggunai yang berbatasan langsung dengan Riau dengan hutan lindung. Dengan adanya kampung zakat pemerintah bisa dan dapat melakukan pemberdayaan ekonomi zakat sektor budidaya cabai.
Dia menyebut pada tahun 2000 Nagari Ampalu termasuk pemasok cabai terbesar di Lima Puluh Kota. Tahun 2003 karena penyakit cabai banyak sehingga produksi cabe sempat anjlok. Dan tahun 2020 kemarin dengan bibit akar kembali menggeliat. Tahun 2022 setiap hari bisa keluar cabai berton-ton dari Nagari Ampalu. Dengan pemasaran Riau dan Jambi.
"Tantangan kita dengan banyaknya hasil produksi adalah tantangan harga anjlok. Sehingga harapannya ke depan dengan kampung zakat, jika hasilnya maksimal bisa diolah menjadi bubuk cabai kering. Dan kelompok tani kita sudah ikut pelatihan di tingkat provinsi, sudah melihat pasarnya dengan produk cabai kering," ucapnya.
Walinagari juga menyebut selain cabai, pertanian padi di Nagari Ampalu juga sangat menjanjikan. "Dulu sektor padi masyarakat setiap panen padi selalu mengeluarkan zakat. Bahkan tidak setiap tahun tapi setiap kali panen. Ini juga yang kami cita-citakan membumikan zakat di tingkat pertanian, sehingga rezkinya akan semakin berkah," sebut Walinagari penuh semangat.
Hal senada juga disampaikan Pimpinan Baznas Lima Puluh Kota, Gusri Efendi, bersama Edrimal Dt. Ulak, memuji program Kampung Zakat di Jorong Mangunai, Nagari Ampalu. Dukungan Kemenag Lima Puluh Kota, Walinagari, Jorong, Bamus, dan tokoh-tokoh masyarakat Ampalu, yang sudah mendorong kerja-kerja pemberdayaan kampung zakat.
"Kita harus punya perencanaan yang terukur, sampai nanti adanya UPZ Nagari. Bisa nanti kerjasama dengan rumah zakat, LAZ, dan nanti menjadi UPZ mandiri. Maka jika dia mandiri dia akan punya laporan sendiri, dan punya perencanaan sendiri, sehingga nanti tinggal disingkronkan dengan Musrenbang nagari, dan minimal ada Pernag," ucapnya.
Dia menyebut dengan berbagai program yang ada seperti pertanian cabe, padi, tenun, perikanan dan lainnya, dapat mengumpulkan zakatnya melalui UPZ. "Komunikasi dan pelaporan zakat itu penting, karena ini dana umat harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan," sebutnya.
Selain Kemenag, Baznas, Walinagari, Wali Jorong, turut hadir dari Rumah Zakat, Kasi Penmad Kemenag Lima Puluh Kota, H.Rizki Eka Putra, Kasi Zakat dan Wakaf, Memen Efendi, tokoh masyarakat, serta kelompok petani cabe di Kampung Zakat. (r/kemenag-liko)