Oleh: Yon Erizon
JERNIHNEWS.COM-Jam menunjukkan pukul 09.30 WIB. Sinar matahari mulai terik. Beberapa pekerja menjemur padi di halaman Huller (Gilingan Padi) Kaliki, di Jl. M. Yamin, Kelurahan Balai Jariang, Kecamatan Payakumbuh Timur. Mesin huller pun telah dinyalakan. Pekerja tidak perlu repot lagi mengengkol mesin diesel. Sebab huller ini telah memakai motor listrik sebagai penggerak.
Penggunaan motor listrik di Huller Kaliki sebagai pengganti mesin diesel yang berbahan bakar solar telah berlangsung sejak 1,5 tahun lalu. Ini adalah upaya dari pemilik, untuk melakukan efisiensi, meningkatkan kualitas layanan serta hasil produksi. Suara mesin motor listrik juga jauh lebih kecil dibanding mesin diesel.
Khatab (55), operator Huller Kaliki menyebut tingkat efisiensi penggunaan motor listrik mencapai 40 persen dibanding mesin diesel. Dengan motor listrik dalam satu jam dapat mengupas 1 ton padi. Sedangkan saat menggunakan mesin diesel sekitar 700 kg padi per jam.
"Lebih hemat menggunakan motor listrik," sebut Khatab, saat ditemui di sela-sela kesibukannya memasukkan beras ke karung ukuran berat 10 kg dengan merek beras Anak Daro Huller Kaliki, Kamis (31/10/2024) pagi.
Dengan beralih dari mesin diesel ke motor listrik, pihak Huller Kaliki tidak lagi direpotkan dengan penyediaan minyak solar, oli dan air pendingin. Lokasi tempat bekerja pun jauh lebih bersih dan tidak terlalu bising.
Peralihan dari mesin diesel ke motor listrik sebagai penggerak mesin pengupas padi di Huller Kaliki tidak terlepas dari dorongan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Payakumbuh yang menaungi Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kota Payakumbuh, ULP Kabupaten Limapuluh Kota, ULP Lintau dan ULP Batusangkar.
Manager PT. PLN (Persero) UP3 Payakumbuh, Teguh Budi Oktavianto didampingi Asisten Manager Bidang Pemasaran dan Niaga UP3 PLN Payakumbuh, Dito Nusa Putra menyatakan pihaknya berkomitmen menyalurkan energi bersih berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah dan juga swasta, termasuk perbankan.
"Huller Kaliki adalah satu-satunya gilingan padi yang telah menggunakan motor listrik sebagai mesin penggerak di wilayah Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Kalau di wilayah ULP Batusangkar sudah ada beberapa buah," sebut Dito Nusa Putra, di Kantor UP3 PLN Payakumbuh, Rabu (30/10/2024), sembari menyebut daya listrik yang terpasang di Huller Kaliki 41.500 watt atau KVA.
Manager Teguh memuji Kota Payakumbuh sebagai kota pertama di Provinsi Sumatera Barat yang memperoleh sertifikat energi hijau atau bersih Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN.
REC adalah produk layanan PLN berupa kerjasama pembelian dan penggunaan suplai listrik bauran Energi Baru Terbarukan (EBT). Dengan REC, pelanggan memproleh kemudahan mendapatkan pengakuan hingga taraf internasional atas penggunaan EBT yang transparan, akuntabel, dan diakui.
REC membuktikan bahwa listrik yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil. Kantor Balai Kota Payakumbuh melakukan pembelian REC PLN sebanyak 40 unit atau setara dengan 40 Megawatt Hour (MWh).
Terus Bangun Kolaborasi
UP3 PLN Payakumbuh terus berkolaborasi dengan berbagai pihak di dalam penyaluran energi bersih. Di antaranya bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Payakumbuh di dalam layanan listrik ekstra bagi masyarakat yang menyelenggarakan pesta pernikahan.
Selama ini sebagian besar masyarakat saat menyelenggarakan pesta pernikahan banyak menggunakan mesin diesel di dalam memperoleh listrik tambahan untuk penerangan dan hiburan musik. Masyarakat harus menyewa mesin diesel dan membeli solar serta menyediakan operator. Suaranya pun sangat bising dan memerlukan tempat khusus pula.
Sebagian masyarakat yang melaksanakan pesta pernikahan ada juga yang mengeloskan meteran listrik PLN melalui calo dengan biaya tinggi. Sangat sedikit masyarakat yang mengurusnya langsung ke PLN.
"Padahal kalau langsung ke PLN biayanya lebih murah dan prosedurnya juga lebih cepat. Karena itulah kita bekerja sama dengan Kemenag Kota Payakumbuh menyosialisasikan layanan listrik ekstra untuk pesta pernikahan melalui Kantor Urusan Agama atau KUA-KUA yang ada di masing-masing kecamatan," sebut Teguh.
Alhamdulillah, MoU UP3 PLN dan Kemenag Kota Payakumbuh telah ditandatangani secara resmi oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Payakumbuh H. Hendri Yazid dan Manager UP3 PLN Payakumbuh Teguh Budi Oktavianto, Senin (28/10/2024) di Kantor Kemenag Kota Payakumbuh.
Kakankemenag Kota Payakumbuh Hendri Yazid berterima kasih kepada UP3 PLN Payakumbuh atas jalinan kerja sama ini. Hendri Yazid berharap masyarakat Kota Payakumbuh yang akan melakukan pesta pernikahan dan membutuhkan penerangan ekstra atau los listrik bisa melalui prosedur secara resmi. Dia berharap Kepala KUA untuk menyosialisasikan program ini kepada calon penganten di wilayah kerjanya masing-masing.
Sediakan SPLU dan SPKLU
Kolaborasi yang dilakukan UP3 PLN Payakumbuh di dalam menyalurkan energi bersih menyasar ke berbagai pihak. Termasuk menyentuh pelaku usaha kecil dan mikro (UKM). Baru-baru ini, UP3 PLN Payakumbuh memasang tiga titik Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk melayani para pelaku UKM di kawasan GOR M. Yamin, Kota Payakumbuh. Masing-masing SPLU terpasang daya 5.500 Watt.
Para pelaku UKM pun gembira dan bersyukur, mereka memperoleh layanan listrik secara legal atau resmi dari PLN dengan pemasangan SPLU. Kini mereka pun tidak lagi merasa khawatir dengan ketersediaan listrik dan juga tak was-was lagi dengan semrawutnya jaringan kabel para pedagang yang bisa memancing terjadinya korsleting listrik dan kebakaran.
"Alhamdulillah sejak disediakannya SPLU listrik oleh PLN, kami menjadi senang dan nyaman," kata Iwa (20), Sonya (23), dan Deded (24) pedagang minuman dan mie instan di kawasan GOR M. Yamin, pada Rabu (30/10/2024) malam.
Selain kini merasa lebih nyaman dan aman dengan ketersediaan listrik PLN secara resmi, Iwa, Sonya dan Deded juga merasa lebih hemat di dalam biaya listrik. Masing-masing mereka hanya membeli token sekitar Rp70.000,- per bulan.
"Kami secara bergantian mengisi token. Sekali isi Rp100 ribu dan tahan untuk 7 hingga 10 hari. Satu meteran SPLU kami menggunakannya lima pedagang," ungkap Iwa, usai meracik kopi pesanan pelanggannya.
Saat peresmian fasilitas SPLU itu sekitar sebulan yang lalu, para pedagang juga diberikan kompor listrik atau induksi secara gratis. "Harapannya, agar para pedagang beralih dari penggunaan gas elpiji ke kompor induksi," kata Asisten Manager UP3 PLN Payakumbuh Dito Nusa Putra.
Dijelaskan Dito, peralihan itu sebagai wujud upaya menggunakan energi bersih sebagai komitmen menuju Indonesia Net Zero Emmision tahun 2060.
UP3 PLN Payakumbuh juga akan menyasar sentral-sentral UKM lainnya untuk dipasang SPLU, seperti di kawasan Wisata Batang Agam dan Ngalau Indah serta lainnya.
Sedangkan untuk pengecasan mobil listrik di Kota Payakumbuh telah tersedia dua unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), yakni di Kantor Pelayanan Teknik PLN Rayon Payakumbuh, Jl. Soekarno Hatta dan di Kantor UP3 PLN Payakumbuh, Jl. M. Yamin.
PLN akan membangun SPKLU hingga jumlah totalnya menjadi 10 unit untuk di wilayah UP3 Payakumbuh. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam penggunaan energi bersih. PLN berkomitmen terlebih dahulu menyediakan SPKLU, tanpa harus menunggu mobil listrik banyak digunakan masyarakat atau dibuka dealer mobil listrik di wilayah kerja UP3 PLN Payakumbuh.
"Kita tidak mau seperti perdebatan, mana yang lebih dulu ayam dari pada telur. Kita berkomitmen untuk menyediakan fasilitasnya terlebih dahulu," kata Asisten Manager Dito, alumni STT PLN.
Manager UP3 PLN Payakumbuh, Teguh, sangat optimis peralihan penggunaan energi fosil ke energi bersih atau non fosil di Kota Payakumbuh akan lebih cepat dibanding daerah lainnya di Sumbar. Keyakinannya itu didasari karena karakter dan tingkat pendidikan masyarakat Kota Payakumbuh serta kondisi alamnya yang sangat mendukung peralihan tersebut.
"Ini didukung juga oleh komitmen Pemko Payakumbuh dalam penggunaan energi bersih. Berikutnya, kita juga lihat jumlah sepeda motor listrik dan mobil listrik lebih banyak digunakan di Kota Payakumbuh ketimbang daerah lainnya di Sumbar selain Kota Padang," sebut Teguh.
Manager alumni Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga memuji infrastruktur Kota Payakumbuh yang siap menuju kota yang lebih maju. Diungkapkan juga bahwa ketersediaan energi listrik di Provinsi Sumatera Barat dapat menjamin kelangsungan pembangunan di daerah ini.
Pasokan kelistrikan di Sumbar dalam keadaan surplus dan andal. Total pasokan listrik dari seluruh pembangkit di Sumbar mencapai 803,25 MW. Sementara beban puncak 645,15 MW. Terdapat cadangan pasokan listrik atau surplus sebesar 158 MW atau sebesar 24,49%. Teguh juga memaparkan tentang jumlah pelanggan PLN di UP3 Payakumbuh yang sebanyak 246 ribuan pelanggan. Pelanggan yang terbanyak terdapat di Kota Payakumbuh.
"Pasokan listrik Sumbar tidak ada lagi dari pembangkit diesel, selain di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sebagian besar dari PLTA dan sebagiannya lagi dari PLTU," kata Teguh menjelaskan. (-)