Untuk Percepatan Penurunan Stunting di Bukittinggi, Pelayanan Door to Door Dintensifkan

oleh -360 klik
Pjs Wali Kota Bukittinggi, kembali pimpin rapat koordinasi terkait upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting di BCC, Senin (14/10/2024).RIDWAN/KOMINFO
Pjs Wali Kota Bukittinggi, kembali pimpin rapat koordinasi terkait upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting di BCC, Senin (14/10/2024).RIDWAN/KOMINFO

JERNIHNEWS.COM- Pjs Wali Kota Bukittinggi, kembali mempimpin rapat koordinasi percepatan penurunan angka prevalensi stunting di BCC, Senin (14/10/2024).

Target Prevalensi stunting yang termaktub dalam RPJMD Bukittinggi, 12,5% tahun 2023 dan 11,6% tahun 2024, 10,8% tahun 2025, dan 10% tahun 2026. Dinas terkait pun, telah melakukan audit kasus stunting (AKS) yang dilaksanakan setiap tahun.

Dinamika kasus stunting di Bukittinggi terjadi beberapa faktor penyebab, antara lain, pernikahan yang tidak memadai faktor individu seperti kurangnya kesiapan untuk hamil dan menjadi orang tua, perokok pasif; dan faktor kesadaran kesehatan masyarakat. Faktor sosial ekonomi pun menjadi penyebabnya, seperti rumah tidak layak, rumah kontrakan tidak layak huni, penghasilan tidak cukup, gizi keluarga tidak terpenuhi.

Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rus mengungkapkan, berdasarkan data AKS 202 2024, ada persoalan penting yang menyebabkanstunting. Diantaranya, gizi tidak seimbang, kehamilan tidak direncanakan, MP-ASI tidak tepat waktu, imunisasi dasar yang tidak lengkap, rumah tidak layak huni, jarang ke Faskes dan Posyandu.

"Ada beberapa wilayah yang hampir setiap tahun angka prevalensi stuntingnya cukup tinggi. Nah, program yang telah ada perlu difokuskan dan diakselerasi untuk penanganan ini. Sebagai langkah strategisnya, kita fokuskan perhatian pada kelurahan dengan angka stunting tertinggi di Kota Bukittinggi. Kita intensifkan program kunjungan lapangan tim kesehatan untuk berikan pelayanan dari rumah ke rumah atau door to door," ungkapnya.

Pjs Wako juga minta agar program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) 2024 segera dirampungkan dan tetap menjadi prioritas daerah di tahun 2025. Program pelayanan imunisasi dasar lengkap juga harus segera dituntaskan dengan cara pemberian imunisasi ke PAUD dan sekolah- sekolah.

Selain itu, Pjs Wako memberi arahan mengenai pentingnya perencanaan program sanitasi layak tahun 2024 dan dilanjutkan 2025. Jika belum direncanakan dalam tahun 2024 maka dapat diintegrasikan dengan program RTLH yang telah ada.

"Program-program tersebut sebagai upaya kongkret untuk meningkatkan derajat kesehatan warga dan menurunkan angka stunting sekaligus sebagai upaya penurunan angka kemiskinan ekstrem," ujarnya.

Rapat lanjutan ini, dihadiri Plt.Sekda, Asisten I, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas P3, Kepala Dinas Dikbud, Kasat Pol PP, Kabag Perekonomian dan Kabag Pemerintahan.(wan/*)