JERNIHNEWS.COM- Minimnya fasilitas toilet untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di tempat berwuduk Masjid Raya Al-Azhar Kampus Universitas Negeri Padang (UNP) dikeluhkan oleh para jemaah. Fasilitas yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah jemaah, sehingga sering terjadi antrean panjang dan jemaah menjadi tidak nyaman.
Kondisi seperti itu nyaris terjadi setiap hari, terutama saat shalat Zuhur dan Ashar, terlebih lagi saat shalat Jumat. Kondisi semakin runyam ketika ada kegiatan besar di Auditorium UNP yang melibatkan banyak orang, seperti wisuda, pesta pernikahan dan iven lainnya.
Fasilitas toilet yang tersedia di tempat berwuduk pria, 4 untuk BAK dan 3 untuk BAB. Jumlah fasilitas toilet itu juga sama di tempat berwuduk wanita. Tempat berwuduk pria berada di sebelah utara sedangkan untuk wanita berada di sebelah selatan masjid. Jelas saja fasilitas itu tak sebanding dengan jumlah jemaah yang kadang lebih dari seribuan orang.
Salah satu puncak dari persoalan itu terjadi ketika UNP melaksanakan wisuda dengan jumlah peserta sebanyak 3.778 orang wisudawan/ti. Prosesi wisuda dilaksanakan selama empat hari, Kamis, Jumat, Sabtu dan Ahad (26,27,28,29/09/2024) dengan membagi empat peserta wisuda. Pada hari pertama dengan 819 lulusan, hari kedua 804 lulusan, hari ketiga 1.077 lulusan dan hari keempat 1.078 lulusan.
Ketika wisuda digelar, yang datang tidak saja wisudawan/ti. Mereka minimal didampingi kedua orang tua. Faktanya, mayoritas peserta wisuda ada yang diantar oleh 5 hingga 10 keluarga, bahkan lebih. Momen itu juga diramaikan dengan para pedagang dan lainnya.
Yus, orang tua salah satu wisudawan mengeluhkan minimnya toilet BAK dan BAB di Masjid Al-Azhar. Masalah minimnya fasilitas toilet dialami langsung oleh Yus pada hari Jumat (27/09/2024). Karena jumlah toilet sangat tak memadai, terjadilah antrean panjang.
Tidak saja itu, kondisi toilet juga tidak bersih dan aromanya sangat tidak sedap. Lantai juga tergenang air dan licin. Parahnya, anak Yus tergelincir hingga jatuh di lantai toilet yang tergenang air tersebut. "Untung saja tak terhempas kepala anak kami," kata pria yang didampingi anaknya yang tergelincir itu.
Dia berharap agar jumlah toilet di masjid itu ditambah. Dengan jumlah jemaah yang begitu banyak, minimal di tambah masing-masing 15 toilet lagi untuk pria dan wanita. "Alhamdulillah jemaah Masjid Raya Al Azhar UNP ini banyak. Gedung-gedung Kampus UNP juga sangat megah. Sangat sayang kalau fasilitas toilet masjidnya minim, bau dan lantainya juga licin," kata Yus kepada jernihnews.com , Jumat (27/09/2024) sore di halaman Rektorat UNP.
Sementara itu, Andi yang juga melaksanakan Shalat Jumat di lantai dua Masjid Raya Al Azhar UNP pada hari tersebut juga menyampaikan masukan tentang pentingnya menambah fasilitas AC atau pun kipas angin di lantai dua. Karena di lantai dua terasa sangat panas dan pengap sehingga jemaah bermandi keringat.
Pengurus Masjid Sampaikan ke Pimpinan UNP
Ketua Umum Pengurus Masjid Raya Al-Azhar UNP, Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd menyambut baik masukan dan keluhan yang disampaikan jemaah masjid tentang sangat minimnya fasilitas dan kondisi toilet masjid kebanggaan UNP tersebut.
Mantan Dekan FIP dan mantan Ketua Senat Akademik UNP ini mengatakan akan mengusulkan penambahan fasilitas toilet tersebut kepada Rektor UNP. Sebab Masjid Raya Al-Azhar UNP adalah milik UNP. Profesor asal Kabupaten Agam yang kini menjabat sebagai Rektor UNES Padang ini mengatakan bahwa persoalan toilet memang telah jamak atau sering dikeluhkan jemaah. Pengurus pun juga telah beberapa kali mengajukan usulan ke UNP, tapi belum ada realisasi.
Prof. Sufyarma juga mengungkapkan bahwa Masjid Al Azhar UNP menjadi penopang berbagai kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak, baik yang diselenggarakan UNP atau pun lingkungan sekitarnya.
"Ketika UNP melaksanakan wisuda, jumlah lulusan yang diwisuda sehari sekitar seribu orang, lalu pengantar 5.000-an orang. Untuk keperluan BAB dan BAK para pengantar yang sangat banyak itu adalah toilet Masjid Al Azhar. Demikian pula untuk pesta dan acara-acara lain di Auditorium dan hotel UNP. Dengan jumlah toilet yang ada sekarang tentu tidak mencukupi. Sehingga perlu ditambah dan diperluas. Ini yang akan kita usulkan lagi ke UNP," kata Prof. Sufyarma, Ahad (29/09/2024).
Berikutnya, pria yang beberapa bulan lalu baru saja meluncurkan buku biografi 70 tahun ini mengatakan karena kampus UNP sangat terbuka untuk umum, maka banyak pihak yang memanfaatkan fasilitas Masjid Al Azhar selain untuk shalat, seperti lahan parkir, toilet dan juga untuk beristirahat sejenak.
"Saya pikir ini adalah masukan yang positif untuk kebaikan Masjid Raya Al-Azhar selaku masjid kebanggaan UNP. Karena itu kita akan langsung sampaikan kepada Pak Rektor UNP," kata Prof. Sufyarma.
Selain itu, Prof. Sufyarma juga menjelaskan jumlah petugas cleaning service (CS) yang diperbantukan UNP di Masjid Al-Azhar sebanyak dua orang. Hanya saja saat pelaksanaan wisuda dan juga acara keramaian lain di auditorium, petugas CS itu ditarik untuk diperbantukan ke lokasi lain, sehingga praktis tidak ada petugas CS yang stamby ketika jemaah membludak pada waktu bersamaan. "Itulah kondisinya," kata Prof. Sufyarma menandaskan. (erz)