Oleh: Yon Erizon
JERNIHNEWS.COM-KPU telah menetapkan hasil Pilpres/Pileg 2024. Berikutnya agenda politik yang mulai memanas adalah Pilkada Serentak yang dilaksanakan Rabu 27 November 2024, tak terkecuali Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar). Setidaknya ada tiga nama besar yang layak berlaga memperebutkan Sumbar 1. Mereka adalah Mahyeldi, Andre Rosiade, dan Epyardi Asda. Laga ini bakal seru.
Berdasarkan penetapan hasil pemilu oleh KPU, pemenang pemilu legislatif (pileg) di Sumbar adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan perolehan 10 kursi. Berikutnya Partai Gerindra berada pada urutan kedua juga dengan perolehan 10 kursi. Sedangkan di tempat ketiga adalah Partai Golkar dengan perolehan 9 kursi. Selanjutnya di tempat keempat adalah Partai Nasdem juga dengan perolehan 9 kursi.
Dengan demikian untuk periode 2024-2029, PKS berhak atas posisi Ketua DPRD Provinsi Sumbar yang sebelumnya dijabat oleh politisi dari Partai Gerindra, karena parpol berlambang burung garuda itu menjadi pemenang di Pileg 2019 di Sumbar. Sedangkan Partai Gerindra, Partai Golkar dan Partai Nasdem, masing-masing berhak atas jabatan wakil ketua DPRD Sumbar.
Selanjutnya, hasil Pileg 2024 untuk DPRD Sumbar, Partai Amanat Nasional (PAN) memperoleh 8 kursi, Partai Demokrat 8 kursi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memperoleh 5 kursi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 3 kursi dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga 3 kursi. Total jumlah kursi DPRD Sumbar sebanyak 65 kursi.
Pada Pemilu 2024, Partai Nasdem memperoleh tambahan 6 kursi, Golkar memperoleh tambahan 1 kursi, PPP bertambah 1 kursi, Gerindra kehilangan 4 kursi, Demokrat kehilangan 2 kursi dan PAN juga kehilangan 2 kursi. Sedangkan PKS berhasil mempertahankan 10 kursinya. Berikutnya PDIP dan PKB tetap mendapatkan 3 kursi.
Syarat untuk dapat mengusung calon Gubernur/Wakil Gubernur 20 persen dari total jumlah kursi DPRD Sumbar. Yakni 20 persen dari 65 kursi, yaitu 13 kursi. Tidak ada satu pun parpol yang dapat mengusung sendiri pasangan cagub-cawagub. Semua parpol harus berkoalisi agar dapat mengusung calon di Pilgub Sumbar.
Sedangkan jika dilihat dari hasil Pileg Kabupaten/Kota di Sumbar, Partai Golkar menang di 7 daerah kabupaten/kota, yakni di Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Tanah Datar, Kota Solok, dan Kabupaten Solok Selatan. Sedangkan PKS menang di Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kota Pariaman dan Kabupaten Pasaman. Berikutnya PAN menang di Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Sawahlunto. PDIP menang di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Mentawai. Berikutnya Nasdem menang di Kota Padang Panjang dan PKB menang di Pesisir Selatan. Gerindra yang sukses menang di 11 Kabupaten/Kota di 2019, tiba-tiba di 2024 tak satu pun menang di kabupaten/kota se-Sumbar.
Informasi yang diulas di atas sangat penting sebagai landasan untuk membaca peta prediksi kekuatan parpol di kabupaten/kota dan sosok yang akan diusungnya untuk Pilgub Sumbar. Ketika menilik siapa politisi besar dan kuat yang akan berpotensi berlaga di Pilgub Sumbar 2024. Ada 3 sosok kuat yang patut diperhitungkan.
Pertama, adalah. Mahyeldi Ansharullah (58 Tahun) atau yang dikenal dengan sebutan Buya. Mahyeldi kini menjabat sebagai Gubernur Sumbar berpasangan Audy Joinaldi sebagai Wagub. Sebelumnya, pria kelahiran Bukittinggi, 25 Desember 1966 itu menjabat sebagai Walikota Padang 2 periode dan Wakil Walikota Padang 1 periode. Buya Mahyeldi juga pernah menjadi anggota DPRD Sumbar. Dia adalah alumni Fakultas Pertanian Unand, Padang. Mahyeldi kini juga menjabat Ketua DPW PKS Sumbar.
Kedua, adalah Andre Rosiade. Pria yang lahir di Padang pada 7 November 1978 (45 Tahun) itu adalah Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Sumbar. Mantan Presiden BEM Universitas Trisakti tersebut kini juga menjalankan amanah sebagai Anggota DPR RI dari Partai Gerindra. Pria yang dikenal cukup dekat dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto itu adalah peraih suara terbanyak di Sumbar pada Pileg 2019. Tangan dinginnya juga yang berada di belakang kesuksesan Partai Gerindra menjadi pemenang Pileg di Sumbar pada Pemilu 2019. Pada pemilu lima tahun lalu, Gerindra mampu meloloskan 3 anggota DPR RI (2 dari Dapil Sumbar 1 dan 1 dari Dapil Sumbar 2. Di Pileg 2024, Andre kembali terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil Sumbar 1, sekaligus menjadi peraih suara terbanyak di Sumbar. Hanya saja di Pileg kali ini, Partai Gerindra besutan Andre di Sumbar hanya berhasil memperoleh 2 kursi DPR RI. Masing-masing satu tiap dapil.
Sosok politisi yang ketiga, adalah Epyardi Asda (62 tahun). Pria kelahiran Kabupaten Solok, 11 Maret 1962 itu kini tengah menjabat sebagai Bupati Solok. Dia termasuk politisi Sumbar yang piawai. Mantan kapten kapal berpostur besar tegap sebelumnya juga pernah menjadi anggota DPR RI dari PPP. Epy terpilih dari Dapil Sumbar 1 pada Pemilu 2004, Pemilu 2009 dan Pemilu 2014. Pada Pemilu 2019, Epy melompat ke PAN dan mencalonkan sebagai Caleg DPR RI dari Dapil Jabar. Namun, saat itu Epy tak terpilih. Berikutnya di Pilkada 2020, Epy pulang kampung dengan mencalonkan sebagai Cabup Solok. Retak tangannya baik, Epy pun terpilih sebagai Bupati Solok. Putri sulungnya Athari Gauthi Ardi juga memperoleh amanah sebagai anggota DPR RI dari PAN hasil Pileg 2019. Pada Pileg 2024, Athari juga kembali terpilih menjadi anggota DPR RI.
Meski tahapan Pilkada Serentak 2024 belum dimulai, namun tensi politik Pilgub terkait dengan ketiga tokoh politik besar Sumbar itu begitu tinggi. Tensi politik antara Andre dengan Mahyeldi meninggi, terkait dengan suksesnya Semen Padang FC melaju ke liga 1. Sementara kondisi Stadion H. Agus Salim yang akan dijadikan homebase bagi laga kandang Semen Padang FC kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak lolos standar Liga 1 atau PSSI. Sedangkan keberadaan Stadion H. Agussalim berada di bawah naungan Pemprov Sumbar. Kesuksesan Semen Padang FC lolos ke Liga 1 tak terlepas dari peran besar Andre Rosiade. Hal ini pun merebak menjadi isu politik. Andre juga acap kali menilai pembangunan Sumbar di era Mahyeldi dan Gubernur Sumbar dari PKS sebelumnya sangat lamban.
Sedangkan tensi politik tinggi yang berhubugan dengan Epyardi Asda dan Mahyeldi terkait dengan beberapa hal. Pertama, Epy merasa sangat kecewa dengan Mahyeldi, karena Gubernur Mahyeldi dianggap menghalangi program reklamasi di Danau Singkarak yang digagasnya. Hubungan keduanya terus meruncing seperti tak berujung. Kedua, Epy juga sangat marah, Gubernur Mahyeldi melakukan kunjungan berupa makan sahur bersama di rumah salah seorang warga kurang mampu di Kabupaten Solok pada Ramadhan 1445 H/2024 ini, tanpa memberitahu atau koordinasi dengan Pemkab Solok dan dia selaku Bupati. Dua persoalan ini terus menggelinding seperti bola salju, dan menjadi tayangan yang banyak ditonton, dan dibaca di jagad maya.
Ketiga politisi besar di atas memiliki pendukung dan pengaruh besar di Sumbar. Untuk membuktikan kekuatan politik mereka yang sesungguhnya, tentu sangat menarik ditunggu jika pada akhirnya mereka berkesempatan berlaga di Pilgub Sumbar 2024. *