JERNIHNEWS.COM-Tambang batu bara PT. Nusa Alam Lestari (NAL) di Kota Sawalunto meledak, Jumat (09/12/2022) sekitar pukul 09.00 WIB. Sebanyak 10 orang penembang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Insiden ledakan ini terjadi di lubang tambang IUP PT NAL Sapan Dalam Desa Salak, Sawahlunto. Kejadian bermula ketika proses pekerjaan penambangan tambang mulai beroperasi.
Kemudian, Kepala Teknik Tambang PT NAL Dian Firdaus, melihat lubang tambang mengeluarkan asap diiringi letupan.
"Lubang mengeluarkan kepulan asap dan diiringi letupan kecil dari dalam lubang tambang," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, dikutip detikcom, Sabtu (10/12/2022).
Saat kejadian, beberapa pekerja sudah masuk ke dalam lubang tambang tersebut. Saksi memerintahkan kepala lubang untuk mengecek hal tersebut.
Evakuasi terhadap korban ledakan tambang berhasil dilakukan. Sebanyak 14 orang menjadi korban, di mana 10 orang tewas dan empat luka-luka.
"Jenazah 10 orang pekerja tambang tersebut sudah dibawa ke RSUD Kota Sawahlunto. Proses evakuasi dilakukan oleh tim PT Nusa Alam Lestari bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, BASARNAS, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Sawahlunto, TNI, dan Kepolisian Republik Indonesia," kata Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin, dalam keterangan tertulisnya.
Identitas korban meninggal dunia; Budiman (40) beralamat di Lumindai, Kaspion (50) beralamat Batu Pipik, Nori indra (35) beralamat Bukit Bual, Asmidi (43) beralamat Sijantang, Guntur (37) beralamat Sijantang, Samidi beralamat di Sijantang, Robi Zaldi beralamat di Bukit Bual, Eri Mari beralamat di Sijantang, M Aljina (52) beralamat di Bukit Bual, Budiman (43) beralamat di Bukit Bual.
Korban yang mengalami luka-luka; Aris Munandar (19), Baasyir (50), Prono (50) dan Turisman (43).
Penyebab Masih Diselidiki
Tim Inspektur Tambang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang dipimpin oleh Koordinator Inspektur Tambang Provinsi Sumatera Barat akan melaksanakan investigasi terhadap ledakan tersebut. Hal itu disampaikan oleh Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin. "Penyebab ledakan akan diinvestigasi lebih lanjut oleh Inspektur Tambang," kata Ridwan.
Kendati penyebab ledakan tambang batu bara ini masih diselidiki, namun Polri menyebut tambang batu bara tersebut mengandung gas metana. "Diketahui kondisi lubang terdapat kandungan gas metana," ucap Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (09/12/2022).
Dedi mengatakan dalam lubang tersebut juga terdapat runtuhan akibat letupan sebelum tambang meledak. "Di samping itu terdapat beberapa reruntuhan akibat dari letupan kecil lubang tambang," tambahnya.
Kegiatan tambang ini mengantongi Izin Usaha Pertambangan Batubara Nomor SK IUP OP No.570/1338-Periz/DPM-PTSP/VII/2020, tanggal 6 Juli 2020, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun menghentikan kegiatan operasional pasca ledakan di tambang Sawahlunto.
"Seluruh kegiatan operasional di site PT Nusa Alam Lestari sudah dihentikan sementara, sampai hasil investigasi kecelakaan tambang berakibat mati telah seluruhnya ditindaklanjuti, dan/atau kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan aman," kata Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin. (dtk/pr)
Sumber: Detik.com