JERNIHNEWS.COM- "Ka rantau madang dahulu, babuah babungo namun. Marantau bujang dahulu, di rumah paguno balun". Begitu Mulyadi Muslim, Lc, MA memulai orasi ilmiahnya di hadapan ratusan mahasiswa Staida Payakumbuh dalam Studium General Sabtu, (10/09/2022) di Aula Dinas Peternakan Kota Payakumbuh. Mulyadi juga menyatakan visi tentang masyarakat madani harus dibarengi peta konsep yang jelas dan berkelanjutan.

Dikatakan Mulyadi Muslim, konsep masyarakat madani dimunculkan pertama kali oleh mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam Simposium Festival Istiqlal tahun 1995. Dia mengemukakan bahwa civil society adalah konsep barat, dan untuk umat islam adalah masyarakat madani, yang miniaturnya adalah masyarakat Madinah pada masa rasul dan khulafa rasyidin.
Menurut Mulyadi Muslim, teori dan konsep serta model masyarakat madani sudah lebih dari cukup. Bahkan telah menjadi visi gubernur, bupati dan walikota di Indonesia terutama 10 tahun terakhir ini. Masyarakat madani dengan rumusan sederhananya, religius, maju, beradab, taat hukum dan demokratis akan berkekuatan hukum, jika telah menjadi RPJM daerah dan bahkan diturunkan menjadi program dan kegiatan.
Tapi konsep masyarakat madani akan tinggal mimpi, jika visi itu tidak diimbangi dengan anggaran dan tahapan-tahapan atau peta konsep yang jelas dan terukur serta berkelanjutan. Karena masyarakat madani bukan sekedar mendirikan rumah tahfidz, tetapi juga berkurangnya mustahik/turunnya angka kemiskinan.
Bukan sekedar mendrikan lembaga zakat dan wakaf, tapi kuatnya ekonomi islam, baik sosial ataupun industri keuangan. Masyarakat madani juga sehat, berbudaya, taat hukum. serta demokratis,imbuh mulyadi muslim yang merupakan anak nagari luhak nan bungsu, mengakhiri kuliah umum. (r/erz)